Bruce Lee’s 8 Dragon Spirits for Success

09 November | Oleh : Andrie Wongso

Bruce Lee lahir dari pasangan Lee Hoi Chuen-grace Lee (perempuan keturunan Jerman-Asia).  Ayahnya seorang bintang Opera Canton yang menampilkan pertunjukan dan musik tradisional Tionghoa. Bruce Lee lahir di San Fransisco, 27 November 1940, pada saat orangtuanya sedang melakukan pertunjukan keliling di Amerika Serikat. Dokter Mary Glover, dokter di rumah sakit tempatnya lahir yang memberinya nama inggris, Bruce. Di usia tiga bulan, Bruce Lee dibawa pulang ke Hong Kong.

Lahir pada tahun naga dan pada jam naga, Bruce Lee dikenal oleh penggemarnya dengan nama Li Xiao Long atau Naga Kecil. Nama aslinya: Lee Jun Fan yang berarti “Kembali ke San Francisco”.

Sejak kecil hingga remaja Bruce Lee anak yang aktif, cenderung nakal. Kegemarannya berkelahi, bukan hanya di sekolah tetapi juga di jalanan. Hingga suatu hari kelompoknya mengalami kekalahan telak. Bruce sangat terpukul. Dia pun mencari guru beladiri dan kemudian belajar kepada Master kungfu Yip Man yang mengajarkannya ilmu beladiri tradisional Wing Chun di tahun 1954.

Faktor keturunan Eropa dari ibunya membuat Bruce tidak diterima oleh murid-murid lainnya. Dia dianggap bukan asli China. Beruntung Yip Man tetap mau menerimanya. Bruce Lee pun berlatih dengan sepenuh hati dan senantiasa mengasah kemampuannya dengan orang-orangan dari balok kayu sebagai “sparring partner-nya”.

Sayang, di jalur pendidikan formal, ia kurang berhasil. Sejak SMP, nilainya jelek bahkan sering berbuat onar. Perkelahian jalanan yang membuatnya berurusan dengan polisi, memaksa orangtua Bruce mengirimnya melanjutkan sekolah di Amerika Serikat.

Pada 29 April 1959, dengan kapal laut, Bruce Lee berangkat ke Amerika Serikat berbekal $100. Dia menamatkan SMA-nya di Seattle pada tahun 1960 dan melanjutkan kuliah di University of Washington. Di sinilah ia bertemu Linda Emery yang kemudian jadi istrinya.

Ketertarikannya membaca begitu tinggi. Sambil makan ia membaca buku, ketika latihan, satu tangan boleh memegang dummbell, tapi tangan lain memegang buku. Ia mengoleksi dan membaca ribuan buku. Ia belajar berbagai ilmu terutama beladiri, kehidupan dan kebijaksanaan. Hebatnya, Bruce Lee bisa menyinergikan berbagai ilmu yang dibacanya menjadi  bagian ilmu beladiri, sesuatu yang jarang, atau bahkan tak pernah dilakukan oleh siapa pun sebelumnya.

Latihan dan makan makanan pilihan menghasilkan tubuh yang sempurna dan tenaga optimal bagi Bruce. Otot belikatnya bisa mengembang seperti sayap. Meski ototnya kecil, ia memiliki tenaga yang luar biasa kuatnya. Jurus yang dinamakan “pukulan berjarak 1 inci” adalah buktinya. Lawan yang lebih tinggi dan lebih besar bisa dijungkirbalikkan dengan pukulan yang hampir tak berjarak itu. Hanya orang dengan kekuatan yang luar biasa besar yang bisa melakukannya.

Bruce Lee juga belajar dari alam. Ketika tengah merenung di sebuah jung (perahu khas Hong Kong), ia mendapat inspirasi dari air. Air dipukul keras, spontan menyerang balik. Air benda yang lembut, namun bisa menembus benda-benda terkuat sekali pun di dunia. Air mengikuti bentuk yang ditempati. Filosofi air yang lembut, fleksibel, kuat, dan adaptif, mendasarinya mengembangkan filosofi dan kungfunya.

Bruce Lee membuka perguruan dan melatih kungfu ketika masih mahasiswa di Seattle. Namun pada tahun 1964 ia drop-out dari universitasnya dan pindah ke Oakland. Di sana, ia bertemu seniornya yang terpaut 23 tahun lebih tua, James Yimm Lee, yang juga ahli beladiri. Mereka bersama  mendirikan perguruan baru, Jun Fan. Dari James, ia dikenalkan dengan Ed Parker, seorang ahli beladiri Amerika yang mengorganisir Long Beach International Karate Championships. Inilah awal kiprah Bruce Lee di dunia pertunjukan Hollywood. Bruce Lee lolos audisi dan bermain film Hollywood serial televisi berjuduk The Green Hornet sepanjang 26 episode.

Suatu hari, seorang China perantauan yang mengetahui Bruce Lee mengajarkan kungfu pada orang asing (non-China). Ia menantang Bruce Lee. Mereka bertaruh, jika Bruce Lee kalah, ia harus menutup perguruannya. Memang Pertarungan dimenangkan oleh Bruce Lee. Namun, ia tak puas karena gagal mengakhiri pertarungan dengan lebih cepat. Bruce Lee sadar, mengandalkan kungfu tradisional dalam praktiknya terlalu lamban. Setelah berpikir matang, Ia memutuskan melepaskan kungfu tradisional dan mengembangkan sistem sendiri yang menekankan pada kecepatan, kepraktisan, efisiensi dan fleksibilitas. Lahir lah Jeet Kune Do, aliran bela diri ciptaan Bruce Lee, pada bulan Juli tahun 1967.

Karier Bruce Lee terus meningkat. Hingga bulan Juni tahun 1971. Raymond Chow selaku pimpinan perusahaan film Golden Harvest, mengontraknya untuk membintangi 2 film yang sangat fenomenal yakni: The Big Boss (1971) dan Fist of Fury (1972). Kedua film tersebut berhasil membuat box office dan melambungkan nama Bruce Lee ke seluruh dunia. Film berikutnya yang juga menggoncangkan berjudul Way of The Dragon (1972), Enter the Dragon (1973), dan Game of Death.

Film Game of Death tak berhasil diselesaikan karena Bruce Lee keburu meninggal secara mendadak pada 20 Juli 1973. Kematian yang terjadi di puncak karier pada usia emasnya, 32 tahun, membuatnya dikenang sebagai legenda yang tak tergantikan.

Saya sudah menonton puluhan kali setiap film Bruce Lee, membaca segala literatur mengenai Bruce Lee dan menelaah kisahnya dengan saksama. Dari sana saya menemukan bahwa dalam filmnya terkandung spirit kehidupan yang tidak hanya bermanfaat untuk ilmu atau seni beladiri tetapi menjadi dasar kehidupan sehari-hari yang penuh dengan pedoman kebijaksanaan (wisdom) dan motivasi diri untuk meraih sukses.

Saya banyak terpengaruh oleh Bruce Lee terutama dalam membangun kekuatan mental dan fisik melalui latihan kungfu. Saya mendalami ilmu beladiri kungfu kurang lebih 30 tahun dan merasakan manfaatnya sebagai pegangan kehidupan dan pengendalian diri.

“Satu bagian hidupku adalah kungfu. Seni beladiri ini begitu mempengaruhi pembentukan karakter dan ide-ideku. Aku berlatih kungfu sebagai kebudayaan badani, bentuk latihan mental, metode beladiri, dan jalan hidup,” begitu ungkapan Bruce Lee yang sangat inspiratif.

Bruce Lee boleh meninggal, tapi seperti juga para filsuf lain yang sudah lama meninggal, ajaran dan filosofi Bruce Lee masih hidup sampai kini.  Filosofi sukses Bruce Lee bisa diterapkan dalam berbagai kehidupan terutama dalam bidang-bidang kompetitif seperti pengusaha, salesmanmarketer, atlet, dan sebagainya. Dan supaya spirit Bruce Lee bisa kita pelajari, kita tiru, kita praktikkan, dan kita sesuaikan dengan apa yang kita miliki maka saya sarikan di antaranya menjadi “8 Dragon Spirit” yang saya bahas dalam seminar ini.

  1. Self-Image (Citra Diri)
    Ketika ditanya wartawan majalah Blackbelt, apa pendapatnya mengenai dirinya, Bruce Lee, mengatakan, “Jika saya bilang, saya hebat, Anda mungkin mengatakan saya pembual. Tetapi jika saya bilang saya jelek, Anda tahu saya bohong.” Bukan kesombongan yang ingin ia kemukakan tetapi kejujuran dan rasa penuh percaya diri. Kejujuran yang menunjukkan aktualisasi dirinya yang ia raih dari hasil kerja keras, disiplin, penuh dedikasi, pantang putus asa, dan berkemauan tinggi. Itulah citra diri Bruce Lee yang ingin ia kemukakan.
  2. Think-Big (Berpikir Besar)
    Bruce Lee selalu berpikir besar. Ketika ingin melatih kungfu ia merancangnya agar bisa menyebarkan kungfu ke seluruh Amerika bahkan dalam kurun waktu yang sudah ia tetapkan, 10-15 tahun. Ketika ia memilih jadi bintang film, ia menargetkan untuk menjadi super star Asia yang berpendapatan tertinggi di Amerika, bukan bintang film biasa-biasa saja. Berpikir besar mengantarkan pada pencapaian besar jika dijalankan dengan kerja keras dan disiplin.
  3. Self-Actualization (Aktualisasi Diri)
    Berdasarkan konsep aktualisasi diri Abraham Maslow, seorang psikolog legendaris dari AS, ada 5 tingkatan kebutuhan hidup manusia yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestasi, dan aktualisasi diri.  Aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi manusia. Aktualisasi diri ditandai dengan sikap spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain yang relatif dekat dan demokratis, kreatif, humoris, dan mandiri. Dari sikap dan pencapaiannya, Bruce Lee sudah tiba pada aktualisasi dirinya.
  4. Action (Aksi)
    Banyak hal yang ia sebutkan mengenai pentingnya “action”. Tak ada sukses yang terjadi tanpa tindakan. Sekecil apapun sebuah langkah akan berarti di kemudian hari. “Knowing is not enough, you must apply, willing is not enough, you must do,” kata Bruce Lee. Tahu saja tidak cukup, Anda harus mengaplikasikannya, ingin saja tidak cukup Anda harus melakukannya.
  5. Jeet Kune Do
    Ilmu beladiri ini memiliki konsep berdasarkan kepraktisan, fleksibilitas, kecepatan, dan efisien. Konsep ini bisa diterapkan dalam berbagai kehidupan untuk meraih sukses. Dan dalam ilmu bisnis terbukti perusahaan yang praktis, fleksibel, cepat, dan efisien bisa lebih sukses.
  6. Brave (Keberanian)
    Bruce Lee adalah sosok pemberani. Ia mendobrak tatanan sakral kungfu tradisional dan meramunya dengan berbagai ilmu beladiri lain hingga melahirkan Jeet Kune Do. Ia juga berani menawarkan konsep-konsep baru ke Hollywood yang terbukti berhasil dalam seluruh film-filmnya. Dalam keseharian ia adalah pemberani sejati, tidak takut gagal, dan selalu berinovasi. Cita-citanya tinggi yang menggambarkan keberaniannya. “Penyakit manusia terbesar adalah berkeinginan terlalu kecil,” katanya.
  7. Adaptive (Adaptif)
    Seperti filosofinya yang terkenal “Be water, friend!”, Bruce Lee laksana air. Ia bisa masuk ke mana saja dan bisa bergaul dengan siapa saja. Menjadi seperti air berarti fleksibel, tak berarti lemah. Di dalamnya tersimpan kelembutan dan kekuatan sekaligus kebijaksanaan. Itulah sifat air, dan itulah Bruce Lee, adaptif.
  8. Consistence (Konsisten)
    Sejak kecil ia konsisten dengan keinginannya mengembangkan dan menyebarkan kungfu. Dan jika ia kemudian dikenal sebagai bintang film kungfu dan seorang filsuf, itu merupakan kembangan dari konsistensinya yang kukuh terhadap ilmu beladiri kungfu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *